Minggu, 06 November 2011

KEAJAIBAN YANG TERJADI DALAM HIDUP KITA

Sebagai renungan di hari Id Adha ini, mari kita menengok sebentar kisah yang telah terjadi pada Ibrahim AS dan keluarganya. Beliau adalah sosok teladan bagi kita, sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; .... (Al Mumtahanah : 4)
Berdasarkan ayat di atas, bahwa setiap kejadian yang ada pada diri Ibrahim AS dan orang-orang yang bersamanya dapat dijadikan sebagai teladan bagi kita dalam menjalankan kehidupan ini. Banyak kisah-kisah Ibrahim dan keluarganya yang dapat kita teladani, bahkan hampir semua kisah kejadian dapat kita teladani serta dapat kita ambil hikmahnya. Salah satu kisah yang dapat kita kaji untuk dijadikan pelajaran adalah:

Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Ibrahim:37)
Ibrahim memanjatkan doa ketika meninggalkan Ismail di tempat yang tandus, Ibunya Siti Hajar berlari-lari mencari air dari shafaa ke marwah yang dalam ibadah haji di kenal dengan istilah sa’i. Ismail pun menginjak-injakkan kakinya sehingga keluarlah air yang dikenal dengan air zam-zam.
Dari kisah ini ada doa yang dipanjatkan oleh Ibrahim, lalu ada ikhtiar yang dilakukan oleh Ismail dengan menginjak-injakkan kakinya dan usaha yang dilakukan oleh Ibunya untuk berlari-lari mencari air dari shafaa ke marwah. Kemudian ada takdir Allah dengan munculnya air zam-zam yang berupa keajaiban. Dari sini kita dapat menteladani jejak Ibrahim dan keluarganya di saat kita tengah menghadapi masalah hidup. Yang pertama, manusia itu harus berdoa untuk meminta pertolongan Allah atas segala masalah yang sedang menghimpit kehidupan kita. Hal ini telah dicontohkan oleh Ibrahim. Selain berdoa, kita juga harus ikhtiar seperti yang telah dicontohkan oleh Ismail dan Ibunya. Namun demikian kita harus tawakkal kepada Allah atas usaha yang telah dilakukan bahwa ternyata usaha Ismail yang berhasil karena itulah takdir diberikan oleh Allah SWT.
Secara akal manusia, tak mungkin kita bisa bertahan hidup di tanah yang tandus. Tetapi dengan doa, ikhtiar, dan tawakkal semuanya menjadi mungkin. Kadang kita menginginkan sesuatu yang menurut akal itu tidak mungkin, tetapi faktanya itu pun terjadi hanya saja kita kurang pandai mensyukurinya. Seandainya kita pandai mensyukuri setiap kejadian, maka akan banyak bukti keajaiban-keajaiban yang telah terjadi dalam hidup kita. Sebagai contoh, saya hidup dari keluarga petani nan miskin. Secara akal sehat tak mungkin bisa menyelesaikan studi sampai S2. Karena untuk menyelesaikan studi butuh biaya yang tak sedikit. Inilah salah satu keajaiban yang terjadi dalam hidup saya yang harus saya syukuri, dan masih banyak keajaiban-keajaiban lainnya. Coba anda mencari keajaiban-keajaiban apa saja yang telah terjadi dalam hidup anda. Semakin banyak yang anda bisa gali, itu bukti semakin besar rasa syukur anda atas nikmat Allah SWT.
Kita tidak boleh memandang enteng setiap usaha yang sedang dilakukan walau sekecil apapun. Tak selamanya ikhtiar/usaha yang besar mengalahkan ikhtiar/usaha yang kecil. Dari kisah di atas, Ismail telah memberikan teladan buat kita bahwa usaha anak kecil justru yang berhasil mendapatkan air meski secara logika seharusnya ibunyalah yang usahanya lebih bila dibandingkan dengan usaha Ismail. Oleh karena itu apa yang menjadi keinginan kita saat ini, meski itu sepertinya mustahil terjadi kita tak boleh menyerah begitu saja. Lakukan saja ikhtiar kita meski sekecil apapun itu. Bisa jadi usaha yang kecil itu sebagai pembuka untuk mendapatkan sesuatu yang besar/ajaib.
Yang paling menakjubkan adalah doa Ibrahim dalam ayat di atas yakni tentang kecenderungan manusia dan rezeki untuk keturunannya yang berada di sekitar Baitullah dapat kita saksikan sekarang. Berapa banyak manusia yang hatinya cenderung mendatangi Baitullah, misalnya sekarang saat haji sekarang. Dengan banyaknya orang yang datang ke sana tentunya merupakan devisa yang sangat besar (rezeki). AJAIB BANGET....