Pendidikan



 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------


 
Model Dinamika Tenaga Kerja Pedesaan dan Perkotaan

Sugiyantoro
MTs Muhammadiyah Jayapura
Jl. Sarmi No.3 Abepura Jayapura Papua

Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S.
Ir. Retno budiarti, M.S.
Departemen Matematika FMIPA IPB
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

ABSTRAK
Salah satu ciri negara berkembang adalah terdiri dari daerah pedesaan dan perkotaan. Daerah pedesaan terjadi surplus tenaga kerja dan pertumbuhan ekonominya lambat, sedangkan di daerah perkotaan produktivitasnya tinggi dan pertumbuhan ekonominya lebih cepat. Dengan demikian dimungkinkan terjadinya perpindahan tenaga kerja dari desa ke kota. Banyaknya perpindahan tenaga kerja dipengaruhi oleh laju pertumbuhan ekonomi kedua daerah, sedangkan laju pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tingkat kecenderungan menabung dari daerah pedesaan. Sehingga dinamika tenaga kerja juga dipengaruhi oleh kecenderungan menabung. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model dinamika tenaga kerja, dan membuat simulasinya. Dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kecenderungan menabung pedesaan maka semakin rendah jumlah tenaga kerja pedesaan yang pindah ke perkotaan, bahkan bisa terjadi arus balik tenaga kerja dari kota ke desa.
Kata kunci: model dinamika tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, kecenderungan menabung, pedesaan dan perkotaan

telah dipresentasikan pada 
KONFERENSI NASIONAL SAINS DAN APLIKASINYA TAHUN 2011 DI UNISBA
berikut ini sertifikatnya:



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Model Dinamika Pertumbuhan Ekonomi
Pedesaan dan Perkotaan

Sugiyantoro
MTs Muhammadiyah Jayapura
Jl. Sarmi No.3 Abepura Jayapura Papua

Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S.
Ir. Retno budiarti, M.S.
Departemen Matematika FMIPA IPB
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

Abstract
Salah satu ciri negara berkembang terdiri atas daerah pedesaan dan perkotaan. Menurut teori perubahan struktural yang memusatkan perhatiannya pada mekanisme yang memungkinkan negara-negara yang masih berkembang untuk mentransformasikan struktur perekonomian dalam negeri mereka dari pola perekonomian pertanian tradisional ke perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi ke kehidupan perkotaan, serta memiliki sektor industri manufaktur yang lebih bervariasi dan sektor jasa yang tangguh, yakni dengan cara memindahkan tenaga kerja yang menganggur di pedesaan ke perkotaan. Perhatian utama dari model ini diarahkan pada terjadinya proses perpindahan tenaga kerja pedesaan ke perkotaan, serta pertumbuhan output produksi dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor modern. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model dinamika pertumbuhan ekonomi pedesaan dan perkotaan, termasuk di dalamnya menentukan solusi ekuilibrium dan membuat simulasi dari model tersebut. Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa kecenderungan menabung pedesaan dapat meningkatkan laju perubahan modal sehingga perubahan struktural dapat terwujud.
Kata kunci: model pertumbuhan ekonomi, perpindahan tenaga kerja dari desa ke kota,   kecenderungan untuk menabung, perubahan struktural, ekuilibrium


telah dipresentasikan pada 
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA TAHUN 2011 DI UNPAD
berikut ini sertifikatnya:



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------


RINGKASAN TESIS



SUGIYANTORO. Model Dinamika Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan dan Perkotaan. Dibimbing oleh ENDAR H. NUGRAHANI dan RETNO BUDIARTI.

Sebagian besar negara di dunia ini dalam kategori negara berkembang dengan perekonomian yang terbelakang. Model pertumbuhan ekonomi yang akan dibahas menggunakan pendekatan pola perubahan struktural yang dirumuskan oleh W. Arthur Lewis yang dikenal dengan Teori Pembangunan Lewis. Teori perubahan struktural memusatkan perhatiannya pada mekanisme yang memungkinkan negara-negara yang masih terbelakang untuk mentransformasikan struktur perekonomian dalam negeri mereka dari pola perekonomian pertanian tradisional ke perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi ke kehidupan perkotaan, serta memiliki sektor industri manufaktur yang lebih bervariasi dan sektor jasa yang tangguh.

Model pertumbuhan ekonomi telah banyak dimodelkan oleh Zhang (2005). Model yang diajukan oleh Zhang telah dikaji oleh Tajau (2008) dalam tesisnya tentang model pertumbuhan ekonomi dua daerah berdasarkan modal dan knowledge. Kemudian oleh Herliani (2009) tentang model distribusi pertumbuhan ekonomi antarkelompok pada dua daerah. Tajau menekankan pada modal dan knowledge sedangkan Herliani pada perpindahan/pertukaran modal antarkelompok. Perhatian utama dari model ini diarahkan pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja pedesaan ke perkotaan, serta pertumbuhan output dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor modern.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat model dinamika pertumbuhan ekonomi pedesaan dan perkotaan, termasuk didalamnya menentukan solusi ekuilibrium dan membuat simulasi dari model tersebut.

Pada model ini diasumsikan sistem ekonomi terdiri atas dua daerah, yaitu daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Diasumsikan bahwa di pedesaan terjadi surplus tenaga kerja, tingkat suku bunga besarnya sama pada kedua daerah, semua pekerjaan di daerah pedesaan menghasilkan output yang sama sehingga tingkat upah riil di daerah pedesaan ditentukan oleh produktivitas tenaga kerja rata-rata, dan pertumbuhan tenaga kerja masing-masing daerah mengikuti fungsi logistik.

Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa perpindahan tenaga kerja dari pedesaan ke perkotaan dapat meningkatkan laju perubahan modal sehingga perubahan struktural dapat terwujud. Selain itu peningkatan kecenderungan untuk menabung dari daerah pedesaan juga akan mempercepat perubahan struktural. Dampak dari perubahan struktural dapat meningkatkan output produksi, pendapatan bersih, banyaknya konsumsi dan tabungan, serta dapat menurunkan jumlah tenaga kerja yang pindah. Pada saat ekuilibrium arah medan menuju pada dua titik tetap akan tetapi hanya ada satu yang stabil, sehingga solusi pada saat ekuilibrium tunggal.


Kata kunci: model pertumbuhan ekonomi, perubahan struktural, perpindahan tenaga kerja dari desa ke kota, kecenderungan untuk menabung, ekuilibrium

Silahkan download makalahnya disini http://www.ziddu.com/download/15097002/makalahSEMINAR.pdf.html , tetapi untuk lengkapnya ada di tesis.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------


BUDAYAKAN JANGAN BOHONG

Baru kali ini ada gerakan anti kebohongan yang diprakarsai oleh tokoh lintas agama. Gerakan ini mulai berkembang, bukan karena yang memprakarsai adalah tokoh-tokoh agama melainkan rakyat ini telah menyadari betapa penting dan mahalnya sebuah kejujuran. Gerakan anti kebohongan merupakan sesuatu yang kelihatannya sepele dan sederhana akan tetapi penuh dengan makna. Mudah diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan, tak semudah membalikkan telapak tangan. Negara akan hancur kalau pemimpinnya banyak berbohong. Zaman orde baru oleh para reformis dikatakan bobrok/hancur, itu karena banyak kebohongan. Kebohongan bukan hanya dilakukan oleh atasan akan tetapi secara tidak sadar bawahan pun telah bohong kepada atasan agar dianggap loyal dan berhasil, maka muncullah istilah ABS (asal bapak senang). Pada tingkat keluarga pun demikian, keluarga tidak akan harmonis kalau penuh dengan kebohongan. Suami berbohong kepada istri dan sebaliknya. Anaknya juga ikut-ikutan berbohong.


Sesungguhnya para tokoh agama yang mempunyai niat yang tulus tanpa ada kepentingan politik telah menyadarkan kepada kita semua, terutama para pemimpin negeri ini akan pentingnya kejujuran. Gerakan anti kebohongan merupakan ide yang sangat berilian. Yang menjadi pertanyaan, mengapa baru sekarang ada di Indonesia? Padahal jauh-jauh hari kurang lebih 14 abad yang silam hal ini telah di contohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah riwayat diceritakan, ada seseorang yang kerjanya tiap hari judi, mabuk, zina, dan kejahatan lainnya senantiasa ia lakukan. Datanglah orang tersebut kepada Rasul SAW dengan niat ingin bertaubat. Ia bertanya kepada Rasul, hal apa yang harus ia lakukan jika ingin bertaubat? Rasul menjawab “jangan berbohong”. Cuma itu saja ya Rasul? Tanya orang tersebut lagi. Rasul pun menjawab iya. Maka pergilah orang ini sambil bergumam “rupanya islam gampang benar, mau taubat cuma di larang berbohong doang”. Suatu ketika orang ini hendak melakukan kembali kejahatan yang rutin ia lakukan, tiba-tiba ia teringat pesan Nabi yakni dilarang berbohong. Seandainya aku melakukan kejahatan ini, padahal nanti aku akan bertemu dengan Nabi, bagaimana jawabanku jika Nabi bertanya, apa yang tadi saya lakukan? Kalau aku jawab jujur, aku malu pada Nabi. Akan tetapi kalau aku berbohong maka aku pun telah melanggar kesepakatan dengan Nabi untuk tidak berbohong. Pikir punya pikir, lalu ia akhirnya mengurungkan niat jahatnya.


Dari kisah tersebut banyak hal yang dapat kita ambil hikmahnya. Salah satunya adalah hanya dengan larangan berbohong, Nabi dapat menghentikan semua kejahatan yang sudah menjadi kebiasaan orang tersebut dengan sendirinya tanpa ada paksaan. Bagi orang yang biasa berbuat kejahatan untuk berkata sesuatu yang jujur adalah suatu pekerjaan yang teramat berat. Karena ia sadar jika berkata jujur maka kejahatannya akan diketahui oleh orang lain. Bagi pemimpin yang tidak berhasil juga terasa berat untuk berkata jujur sebab rakyat akhirnya tahu kelemahannya sehingga secara politik citranya akan jatuh. Dengan sekali berbohong maka akan muncullah kebohongan-kebohongan yang lainnya demi menutupi kebohongan yang satunya. Inilah dampak negatif dari berbohong, demi menutupi kebohongan yang telah lalu ia pun berani berbohong lagi. Akhirnya rantai kebohongan pun terbentuk dan mengakar dalam hidupnya. Oleh karena itu untuk melihat baik buruknya seseorang cukuplah dari seberapa banyak dan terbiasanya ia berbohong. Didiklah dan budayakanlah diri dan keluarga serta negara ini dengan kejujuran maka akan tumbuh generasi yang berkualitas. Wajar jikalau negeri ini penuh dengan kebohongan karena kita terbiasa di didik dengan kebohongan. Di rumah, orang tua terbiasa mengajari bohong secara tidak disadari. Misalnya dengan berkata “cepat tidur, nanti ada hantu” atau kalau ada yang telp tanya mama, bilang mama tidur atau pergi ya! padahal mama lagi nonton TV. Di sekolah pun demikian, guru mengajarkan kepada muridnya yang sedang mengikuti UAN. Kalau ada orang yang tanya kalian tentang ada bantuan tidak saat ujian, bilang aja tidak ada. Padahal sesungguhnya ada, hanya karena ingin menutupi kebohongannya terpaksa muncullah kebohongan yang baru. Jadi kebohongan ini telah membudaya di tengah-tengah kita. Jika kita bisa menyukseskan gerakan anti kebohongan ini, Insya Allah negara ini akan makmur, aman, damai, tenteram. Hal ini telah dibuktikan oleh Rasul dengan negara madaninya. Semoga tiada dusta diantara kita.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------